Yuk, Kenali 9 Metode Kontrasepsi Ini Lebih Jauh Agar Anda Bisa Memilih yang Paling Tepat dan Sesuai

Saat Anda sedang hamil dan sedang kontrol ke dokter, biasanya dokter juga akan sekaligus memberikan sedikit konseling mengenai metode kontrasepsi yang sebaiknya Anda gunakan setelah persalinan.

Hal ini ada alasannya, bukan sekadar memberikan informasi saja loh.

Program Keluarga Berencana (KB) bertujuan untuk mengurangi risiko kematian ibu, yang dikenal dengan “4 terlalu”, yaitu:

  • Terlalu muda, melahirkan di bawah usia 21 tahun
  • Terlalu tua, melahirkan di atas 35 tahun
  • Terlalu dekat, jarak kelahiran kurang dari 3 tahun
  • Terlalu banyak, jumlah anak lebih dari 2

Nah, biasanya dokter akan menawarkan berbagai alat kontrasepsi yang memang banyak macamnya. So, gimana nih kalau kita lihat dan kenal satu per satu? Supaya Anda bisa memilih dan memutuskan mana yang terbaik bagi Anda dan pasangan.

Berbagai macam alat kontrasepsi yang bisa Anda pilih dan gunakan sesuai kondisi tubuh dan kesehatan Anda

1. Metode Operatif Wanita (MOW)

MOW merupakan alat kontrasepsi yang biasanya disarankan untuk digunakan oleh wanita yang berisiko tinggi jika mengalami kehamilan berikutnya, misalnya pada wanita yang berusia lebih dari 35 tahun, dan wanita yang memiliki riwayat SC 3 kali.

Prosedur MOW dilakukan dengan membuat sebuah irisan kecil pada perut, lalu saluran indung telur akan diikat atau dipotong. Dengan cara ini, sel telur dan sel sperma tidak akan bertemu.

Beberapa kelebihan MOW antara lain:

  • Berlaku jangka panjang
  • Sangat efektif
  • Tanpa efek samping.

Sedangkan, kekurangan metode ini adalah:

  • Jika sang ibu masih pengin hamil lagi, maka ya agak susah, karena operasi pengembalian saluran indung telurnya sulit dilakukan
  • Mahal
  • Tidak tersedia di setiap tempat.
  • Ada kemungkinan komplikasi dari prosedur operasi seperti infeksi meski cukup jarang terjadi.

Metode ini dapat dilakukan segera atau dalam 7 hari pasca persalinan. Namun, jika Anda ingin melakukan MOW 6 minggu atau lebih pasca persalinan, maka harus dipastikan dulu kalau Anda sedang tidak dalam kondisi hamil.

2. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

AKDR—Alat kontrasepsi dalam rahim ini sering disebut dengan IUD—berupa plastik kecil berbentuk “T” dengan tembaga di sekitarnya yang dimasukkan ke rahim.

Cara kerja AKDR yaitu dengan melepaskan tembaga bebas dan garam tembaga yang akan menyebabkan perubahan dalam uterus dan mukus serviks, sehingga pergerakan sperma terganggu.

AKDR memiliki kelebihan antara lain:

  • Perlindungan sampai 12 tahun (yang dikeluarkan BKKBN sampai 8 tahun)
  • Sangat efektif
  • Cepat pulih subur ketika dilepas
  • Tidak memengaruhi produksi ASI

Perlu Anda tahu, bahwa dari 1000 wanita yang menggunakan IUD selama 1 tahun, 992-994 di antaranya sukses bisa menunda kehamilan mereka.

Namun, AKDR juga memiliki efek samping yang biasa terjadi 3-6 bulan pertama setelah pemasangan, yaitu menstruasi yang memanjang dan lebih banyak, perdarahan yang ireguler, dan nyeri ketika menstruasi.

Pemasangan alat kontrasepsi ini dapat dilakukan dalam 48 jam pertama pasca persalinan. Namun jika lebih dari 48 jam, harus ditunda sampai 4 minggu pasca persalinan karena risiko ekspulsi—kondisi alat kontrasepsi keluar dari rahim—tinggi.

3. Implan

Implan adalah alat kontrasepsi berupa batang plastik sebesar batang korek api yang dapat melepaskan progestin (progestogen sintetik yang memiliki efek mirip dengan progesteron alami), sehingga mucus servikslendir yang dikeluarkan oleh leher rahimakan menjadi kental dan mencegah pematangan sel telur.

Implan memiliki beberapa kelebihan dibandingkan beberapa alat kontrasepsi yang lain, di antaranya:

  • Segera bekerja efektif (kurang dari 24 jam)
  • Memberikan perlindungan 3-5 tahun (tergantung tipenya)
  • Tidak mengganggu aktivitas hubungan suami istri
  • Tidak mengganggu produksi ASI
  • Cepat pulih subur ketika dilepas.

Namun, implan memiliki beberapa efek samping juga, di antaranya:

  • Perdarahan bercak
  • Perdarahan ireguler
  • Jarang mengalami menstruasi, atau tidak mengalami menstruasi.
  • Kemungkinan juga menimbulkan nyeri kepala, nyeri perut, jerawat, perubahan berat badan, nyeri payudara, kepala berputar, perubahan mood, dan mual.

Jika Anda memiliki penyakit keganasan payudara, penggumpalan darah pada kaki atau paru, atau penyakit hati (sirosis, hepatitis, tumor), lebih baik memilih alat kontrasepsi lain yang tidak mengandung hormon.

Pasca persalinan, implan dapat dipasang minimal 6 minggu setelah melahirkan.

4. Metode Amenorea Laktasi (MAL)

MAL adalah metode kontrasepsi sementara, yang menggunakan efek alami dari menyusui.

Jika dilakukan dengan tepat, dari 100 wanita yang telah melakukan MAL selama 6 bulan, hanya kurang dari 1 orang mengalami kehamilan.

Jika Anda memilik MAL sebagai metode kontrasepsi, maka Anda harus memiliki 3 syarat berikut:

  1. Ibu belum kembali mentruasi
  2. Bayi mendapat ASI secara penuh (fully breastfeeding) atau hampir penuh (nearly fully breasfeeding) dan disusui sering (pagi dan malam). Menyusui secara penuh (fully breastfeeding) mencakup menyusui secara eksklusif (bayi tidak mendapat makan dan minum selain ASI) dan menyusui hampir eksklusif (bayi mendapat vitamin, air, jus, atau nutrisi lain selain ASI). Sedangkan menyusui secara hampir penuh (nearly fully breasfeeding) berarti bayi mendapat cairan dan makanan selain ASI tetapi ¾ asupannya berasal dari ASI.
  3. Bayi berusia kurang dari 6 bulan

Metode ini punya beberapa kelebihan juga dibanding metode kontrasepsi yang lain, di antaranya:

  • Tidak mengganggu aktivitas hubungan suami istri
  • Tanpa efek samping
  • Mengurangi perdarahan pasca persalinan
  • Mengurangi risiko anemia
  • Meningkatkan hubungan psikologi ibu dan bayi
  • Bayi mendapatkan nutrisi yang terbaik.

Semua wanita dapat menggunakan metode kontrasepsi ini, tetapi ada juga yang tak bisa menggunakannya, yaitu mereka yang terinfeksi HIV, yang mengonsumsi obat tertentu, dan bayi memiliki kondisi yang memerlukan perawatan intensif.

5. Pil Kombinasi

Pil kombinasi merupakan pil yang mengandung 2 hormon progestin dan estrogen sehingga dapat menghambat pematangan sel telur.

Pil ini harus diminum setiap hari. Jika lupa 3 hari pada minggu awal, maka akan meningkatkan risiko hamil.

Metode ini memiliki kelebihan, di antaranya:

  • Mudah dikendalikan
  • Dapat berhenti tanpa bantuan dokter
  • Tidak mengganggu aktivitas hubungan suami istri

Adapun efek samping yang dapat terjadi adalah:

  • Perdarahan bercak
  • Perdarahan ireguler
  • Menstruasi berkurang intensitasnya, atau bahkan tidak mentruasi
  • Nyeri kepala, kepala berputar, nyeri payudara, perubahan berat badan, perubahan mood, atau jerawat.

Pil ini dapat memengaruhi produksi ASI, karena mengandung estrogen. Karena itu jika Anda masih menyusui secara eksklusif, maka sebaiknya baru menggunakan pil kombinasi ini setelah 6 bulan pasca persalinan.

6. Minipills

Minipills adalah alat kontrasepsi berupa pil yang mengandung progestin.

Cara kerjanya yaitu mengentalkan mucus serviks dan mencegah pematangan sel telur.

Minipills memiliki efektivitas yang cukup tinggi. Kelebihan dan kekurangan minipills mirip dengan implan karena sama-sama mengandung hormon progestin.

Jika Anda masih menyusui secara eksklusif atau menyusui secara parsial, maka Anda baru dapat menggunakan metode minipills ini 6 minggu setelah melahirkan.

7. Suntik

Metode KB suntik ada yang mengandung satu hormon dan ada yang mengandung 2 hormon.

Kandungan, cara kerja, efek samping, dan waktu memulai suntik satu hormon sama dengan minipills, sedangkan suntik 2 hormon sama dengan pil kombinasi.

Suntik satu hormon biasanya diberikan tiap 2 atau 3 bulan, dan suntik 2 hormon diberikan setiap 1 bulan.

8. Kondom

Kondom adalah alat kontrasepsi yang terbuat dari lateks. Cara kerjanya yaitu dengan mencegah pertemuan antara sel sperma dan sel telur.

Kondom memiliki beberapa kelebihan, di antaranya:

  • Mampu melindungi dari infeksi menular seksual (IMS)
  • Tidak mengandung hormon
  • Mudah didapatkan dan dapat digunakan untuk metode KB sementara.

Untuk menggunakan alat kontrasepsi ini dibutuhkan kerja sama antara suami dan istri. Jadi, komunikasikan dulu dengan pasangan jika ingin menggunakan metode ini ya. Kondom dapat mulai digunakan kapan saja.

9. Metode Kalender

Metode kalender adalah cara KB dengan menandai hari mentruasi dan hari subur.

Kelebihan metode ini antara lain:

  • Tidak memiliki efek samping
  • Tidak memerlukan prosedur tertentu
  • Membantu Anda untuk lebih memahami mengenai masa subur Anda sendiri.

Jika Anda ingin mempergunakan metode ini untuk menunda kehamilan, sebaiknya berkonsultasilah lebih dahulu dengan dokter atau petugas fasilitas kesehatan, untuk memastikan siklus mentruasinya.

Pasca persalinan, metode kalender dapat mulai digunakan setelah 3 siklus mentruasi, dan yang terakhir panjang siklusnya 26-32 hari.

Nah, sekarang pastinya Anda sudah bisa mulai memilih dan memutuskan hendak menggunakan metode dan alat kontrasepsi yang mana kan?

Ingat, mengatur jarak kelahiran ini penting tak hanya untuk kesehatan Anda, tetapi juga baik untuk segala aspek hidup Anda, di antaranya dari sisi finansial.

Salam sehat!

Credit Title

  • Penulis                 : Victa Ryza Catartika
  • Editor 1                : Putri Tiara Rosha,SKM.,MPH
  • Editor 2                : Fitri Handayani,S.Kep.,MPH
  • Content Writer  : Carolina N. Ratri
  • Redaktur 1          : dr. Fatwa Sari Tetra Dewi,MPH.,Ph.D
  • Redaktur 2          : dr. Fitriana,MSc.,FM

Referensi

  1. BKKBN 2012, ‘KB Pasca Persalinan’, 4 September 2012, viewed 1 December 2017, http://jateng.bkkbn.go.id/Lists/Artikel/DispForm.aspx?ID=62
  2. WHO 2011, Family Planning, WHO, Geneva.

Mungkin Anda juga menyukai