Waspadai Bencana Banjir yang Selalu Mengancam Sepanjang Tahun – Inilah Hal-Hal yang Harus Kita Perhatikan!

Bencana banjir memang rasanya menjadi ancaman setiap tahunnya bagi kita penduduk Indonesia ya, terutama di musim penghujan. Meski pemerintah sudah berusaha membangun banyak infrastruktur yang mumpuni demi mencegah banjir, tapi tetap saja selalu ada bencana banjir melanda daerah-daerah tertentu di Indonesia. Bahkan ada banyak daerah yang dinyatakan sebagai daerah rawan banjir, atau juga langganan banjir.

Duh, langganan kok banjir?

Ya, memang. Lokasi dan karakteristik geografis Indonesia yang berada di antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia bisa menjadi salah satu faktor yang sangat memengaruhi iklim secara keseluruhan di Indonesia.

Indonesia memiliki 3 iklim dasar, yaitu monsual, khatulistiwa, dan sistem iklim lokal yang menyebabkan perbedaan curah hujan. Dampak pemanasan global dan pengaruh perubahan iklim seperti kenaikan suhu dan permukaan air laut, cenderung menimbulkan potensi terjadi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, kekeringan, cuaca ekstrem, abrasi, serta kebakaran hutan.

Nah, saat curah hujan tinggi, bencana yang sering terjadi di Indonesia adalah banjir.

Meski banyak dipengaruhi oleh cuaca dan iklim, yang dipengaruhi lagi oleh letak secara geografis, ada penyebab lain lagi yang biasanya memicu bencana banjir, yaitu minimnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai perilaku yang bisa menyebabkan banjir ini. Misalnya seperti kebiasaan membuang sampah ke sungai, mendirikan bangunan di bantaran kali, penebangan pohon, dan minimnya daerah resapan air.

Padahal, dampak bencana banjir ini bisa meluas dan bisa sangat merugikan masyarakat sendiri. Karena itu, tak bosan-bosannya MasyarakatSehat.id mengingatkan kembali mengenai bencana banjir agar masyarakat mau bergerak aktif mencegah sebelum banjir datang.

Yuk, kita lihat beberapa fakta bencana banjir, agar kita tahu apa yang harus kita lakukan untuk mencegahnya datang lagi di musim penghujan yang akan datang.

Apa itu bencana banjir?

Banjir terdiri dari 3 jenis, yaitu:

  • Banjir genangan
  • Banjir bandang, yang sangat berbahaya karena terjadi secara tiba-tiba tanpa ada tanda-tanda.
  • Banjir rob yang diakibatkan naiknya permukaan laut.

Banjir merupakan peristiwa meluapnya air yang menggenangi permukaan tanah yang ketinggiannya melebihi batas normal. Lembaga Pengarahan Banjir Uni Eropa mengartikan bahwa banjir merupakan perendaman sementara oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam air.

Apa penyebab bencana banjir?

Banjir disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, badai, gelombang pasang, atau peristiwa alam lainnya.

Selain disebabkan oleh gejala alam itu, banjir juga dapat disebabkan oleh ulah manusia, seperti  yang sudah dijelaskan di atas. Berkurangnya daerah resapan air karena penebangan hutan dan pengembangan pemukiman, penanganan sampah dan drainase (saluran air) yang buruk, dan lain-lain, merupakan beberapa penyebab bencana banjir yang dilakukan oleh manusia.

Apa dampak bencana banjir yang bisa terjadi?

Tentunya, dampak bencana banjir sangat merugikan kita. Beberapa dampak yang bisa terjadi adalah:

  • Kerusakan fisik. Selain merusaki milik penduduk pribadi, bencana banjir juga merusak fasilitas umum, mulai dari jalan raya, bangunan-bangunan publik, jembatan, sistem selokan, hingga kanal
  • Terjadinya kontaminasi air, karena air bersih akan tercemar oleh air banjir yang biasanya kotor.
  • Munculnya berbagai penyakit khas banjir yang mengancam penduduk.
  • Kelangkaan bahan makanan, jika bencana banjir menerjang area pertanian, produksi atau industri pangan.
  • Kesulitan transportasi, lantaran fasilitasnya mungkin rusak karena terterjang banjir.
  • Lebih jauh lagi, bencana banjir bisa memengaruhi ekonomi daerah yang terserang, karena misalnya daerah tersebut akan mengalami penurunan jumlah wisatawan, harus membangun kembali infrastruktur yang rusak, dan lain sebagainya.

Lalu, apa yang bisa dan harus kita lakukan untuk mengantisipasi bencana banjir?

Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengantisipasi terjadinya banjir dan mengurangi risiko akibat banjir, di antaranya yaitu:

  1. Mengubah pemahaman dan pola pikir kita masing-masing, sehingga kita sadar bahwa sungai bukanlah tempat pembuangan sampah umum, bahwa alam itu harus kita jaga kelestariannya, bahwa pohon adalah teman-teman kita untuk bisa hidup nyaman di bumi.
  2. Menetapkan lokasi dan jalur evakuasi jika terjadi banjir dengan membuat denah atau peta rumah serta lingkungan sekitar lalu menandai tempat yang aman dan berbahaya. Jika peta sudah jadi, informasikan pada banyak orang dan diskusikan langkah-langkah penanggulangan banjir.
  3. Mengetahui sistem peringatan dini di lingkungan tempat tinggal masing-masing. Misalnya menggunakan pengeras suara dari tempat ibadah, lonceng, sirine, kentongan, atau yang lainnya. Terutama untuk jenis banjir yang diakibatkan tsunami. Kita benar-benar tak boleh mengabaikan sistem peringatan dini ini ya.
  4. Memahami tanda-tanda banjir dan memperhatikan kondisi air sungai terdekat.
  5. Tidak membangun pemukiman di dekat sungai dan daerah banjir
  6. Melaksanakan program penghijauan dan kerja bakti
  7. Membuat lubang biopori, yaitu lubang peresapan air yang dibuat di sekitar tempat tinggal kita. Jangan tutup semua lahan dengan semen atau aspal. Berikan jalan keluar untuk air.
  8. Membuang sampah pada tempatnya dan membersihkan saluran air secara rutin
  9. Menyimpan dokumen atau surat-surat penting seperti sertifikat tanah, ijazah, kartu keluarga, akte, rapor, dan lain-lain di dalam plastik atau wadah kedap air dan meletakkannya di tempat yang tidak terkena genangan air jika banjir datang.

Lalu, bagaimana jika bencana banjir datang?

Apa yang harus kita lakukan saat banjir datang?

Yang pasti, Anda harus tetap tenang. Setelah itu, lakukan hal-hal berikut dengan segera:

  1. Segera padamkan aliran listrik dan gas di rumah
  2. Pindahkan barang-barang atau perabot rumah ke tempat yang tidak terjangkau air
  3. Memantau informasi penting tentang banjir yang sedang terjadi. Perlu untuk diingat, bahwa Anda harus selalu melakukan cek dan ricek setiap info yang datang terkait bencana ini. Jika Anda mengikuti update berita, maka pastikanlah bahwa berita tersebut berasal dari sumber yang terpercaya. Misalnya, Anda bisa memantau kondisi bencana melalui akun resmi BNPB, BMKG, PMI, dan dari akun-akun resmi pemerintah di media sosial. Jangan pernah asal percaya pada berita yang hanya “kopas dari grup sebelah”, apalagi kalau terbukti hoaks.
  4. Jika hujan tidak berhenti dan air tidak kunjung surut atau malah semakin naik, segera mengungsi ke tempat yang aman atau ke tempat yang sudah ditentukan. Apalagi jika sudah ada imbauan untuk mengungsi, segera lakukan dengan tenang dan tertib.
  5. Jika terjebak dalam rumah, segera mencari pertolongan dengan menghubungi kerabat, kantor polisi, atau PMI cabang terdekat.
  6. Usahakan untuk tidak tidur di tempat terbuka

Dan, jika banjir telah usai, apa yang harus kita lakukan?

Tindakan yang dapat dilakukan setelah bencana banjir yaitu:

  1. Jika mengungsi, kembalilah ke rumah jika keadaan sudah aman
  2. Memeriksa kondiri rumah, misalnya apakah ada bagian rumah yang roboh dan rusak, kabel listrik apakah masih aman, bocoran gas, adakah binatang berbahaya yang masuk ke rumah bersama dengan air banjir, dan lain-lain
  3. Selalu menggunakan alas kaki dan sarung tangan karet, terutama jika harus bersentuhan dengan benda dan objek bekas terkena banjir. Waspadalah kuman-kuman yang tersebar pascabanjir.
  4. Membersihkan rumah beserta isinya dan lingkungan sekitar rumah
  5. Menjaga kebersihan dan kesehatan diri dan lingkungan agar terhindar dari penyakit

Gotong royong anggota masyarakat memang diperlukan untuk mengatasi bencana banjir yang senantiasa mengancam ini, mulai dari tindakan pencegahan, mengatasi, hingga pembersihan pascabanjir. Dengan kerja sama yang baik, maka masalah seperti bencana banjir ini akan lebih mudah diatasi bersama.

Yuk, sayangi lingkungan, agar tak menimbulkan bencana yang tak kita inginkan dan bisa merugikan kita.

Credit Title

  • Penulis                 : Salsabila Azmi Loetfi (Mahasiswi Jurusan Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya)
  • Editor 1                : Putri Tiara Rosha,SKM.,MPH
  • Editor 2                : Fitri Handayani,S.Kep.,MPH
  • Content Writer  : Carolina N. Ratri
  • Redaktur 1          : dr. Fatwa Sari Tetra Dewi,MPH.,Ph.D
  • Redaktur 2          : dr. Fitriana,MSc.,FM

Referensi:

  • Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2017. Buku Pedoman Latihan Kesiapsiagaan Bencana. Jakarta: BNPB.
  • Palang Merah Indonesia. 2008. Ayo Siaga Bencana!. Jakarta: Markas PMI Pusat.

Mungkin Anda juga menyukai