Yuk! Kenalan dengan Bahan Pemanis Stevia
Salah satu bahan makanan yang setiap hari kita gunakan adalah bahan pemanis, baik di dalam makanan, minuman, maupun dalam suplemen. Biasanya bahan pemanis alami maupun bahan pemanis sintetis (buatan) digunakan untuk menambah cita rasa pada suatu produk.
Umumnya, pemanis alami yang kita gunakan adalah gula sukrosa atau gula tebu, dan tahukah Anda, setiap tahunnya pun kebutuhan akan gula tersebut meningkat loh!
Satu hal yang perlu Anda waspadai adalah mengonsumsi gula sukrosa yang berlebihan bisa berdampak pula pada penyakit yang disebut dengan diabetes.
Faktanya, menurut data dari International Diabetes Federation (IDF) tahun 2017, terdapat 425 juta orang di dunia yang berumur 20 – 79 tahun menderita diabetes. Sedangkan, tahun 2013 lalu, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Dirjen P2PL) bahkan menegaskan, bahwa Indonesia merupakan negara yang berada di urutan ke-7 dengan prevalensi diabetes tertinggi, setelah Tiongkok, India, USA, Brasil, Rusia, dan Meksiko.
Apa Saja Penyakit yang Bisa Timbul Akibat Terlalu Banyak Gula?
Yang pertama, adalah diabetes mellitus. Hubungan konsumsi gula dengan penyakit diabetes adalah pada akibat dari konsumsi gula yang tinggi maka dapat membuat kerja salah satu organ tubuh—yaitu pankreas—bekerja lebih keras untuk memproduksi insulin.
Insulin sendiri merupakan hormon yang berfungsi untuk menormalkan kadar gula dalam darah. Nah, jika insulin terlalu banyak diproduksi, maka hal tersebut dapat menyebabkan kelelahan pada pankreas, sehingga produksi insulin pun menurun.
Jika insulin menurun, maka kadar gula dalam darah pun akan meningkat hingga bisa menyebabkan diabetes.
Tidak hanya penyakit diabetes, tingginya konsumsi gula juga dapat menyebabkan gigi berlubang. Hal ini diakibatkan oleh bakteri yang ada di mulut memfermentasikan gula, sehingga menjadi asam. Asam inilah yang nantinya dapat merusak email pada gigi, dan akhirnya membuat gigi berlubang.
Kemudian, konsumsi gula yang berlebihan juga dapat menyebabkan kegemukan, atau obesitas. Kenapa bisa begitu? Karena konsumsi gula yang berlebihan dapat memengaruhi keseimbangan hormonal yang dapat meningkatkan selera makan.
Apa Solusinya?
Sebenarnya, sudah ada pemanis pengganti gula tebu yang dikenal sebagai pemanis rendah kalori, dan dapat dikonsumsi oleh penderita diabetes.
Anda pun pasti sudah banyak menemui pengganti gula tebu yang bereda di pasaran ini, yakni sejenis pemanis yang berasal dari sintesa kimia, seperti aspartam, sakarin, dan siklamat, yang mengandung rasa manis sebesar 200 – 700 kali dari gula tebu.
Namun, ternyata pemanis tersebut diduga dapat menimbulkan masalah lain bagi kesehatan, dan dianggap dapat memicu munculnya penyakit kanker. Makanya, penggunaan gula tersebut harus dibatasi.
Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawan Obat dan Makanan (BPOM) RI No.4 tahun 2014 ada disebutkan, bahwa batas aman konsumsi atau penggunaan bahan pemanis sintesis (buatan) yang diperbolehkan untuk sakarin adalah sebesar 80 – 300 mg/kg produk, siklamat sebesar 250 – 2000 mg/kg produk, dan aspartam sebesar 500 – 3000 mg/kg produk.
Lalu, kira-kira ada tidak ya, gula—selain gula tebu dan gula sintetis tadi—yang rendah kalori dan sangat aman untuk kesehatan khusunya untuk penderita diabetes? Tentu saja ada.
Pemanis Alternatif Selain Gula Tebu dan Gula Sintetis
Yuk, kenalan dengan daun stevia!
Tanaman daun stevia (Stevia rebaudiana) merupakan salah satu jenis pemanis alami rendah kalori yang berasal dari tumbuhan, serta dapat dijadikan sebagai pengganti gula tebu.
Penggunaan stevia sebagai alternatif pemanis alami telah lama dikembangkan di negara sekitaran Brasil dan Paraguay ,serta penggunaan stevia sebagai bahan pemanis juga telah berkembang di beberapa negara, seperti UK, Amerika Selatan, Jepang, Korea, dan Tiongkok.
Ekstrak daun stevia dapat dijadikan sebagai bahan pemanis alami rendah kalori untuk produk, baik yang berupa makanan ataupun minuman.
Stevia memiliki rasa manis yang tak sehebat pemanis buatan seperti aspartam, yakni 200 – 300 kali dari gula tebu, dan tidak memberikan rasa pahit saat dikonsumsi.
Namun, ada juga dari beberapa penelitian yang mengatakan bahwa gula dari ekstrak daun stevia juga dapat memberikan sedikit rasa pahit. Yah, hal ini tergantung dari penggunaan stevia sebagai bahan produk apa yang dibuat, dan juga seberapa banyak takaran gula stevia yang digunakan.
Penasaran tidak, kenapa daun stevia memiliki rasa manis seperti itu?
Hal tersebut dikarenakan stevia mengandung glycoside yang terdiri dari stevioside dan rebaudioside. Stevioside memiliki keunggulan dibandingkan pemanis buatan lainnya, yaitu dapat stabil dalam suhu tinggi, dan memiliki tingkat kemanisan 250 kali dari manisnya gula tebu.
Sedangkan, rebaudioside dapat memberikan rasa manis 300 kali dibandingkan dengan gula tebu. Selain senyawa pemanis glycoside , kandungan lainnya yang terdapat pada stevia antara lain protein, fiber, karbohidrat, vitamin A, vitamin C, kalium, flavonoid, kalsium, magnesium, fosfor, dan natrium serta besi.
Apa Kelebihan Stevia Dibandingkan dengan Bahan Pemanis Lain?
Dari beberapa penelitian menyebutkan, bahwa stevia memiliki beberapa keuntungan bagi kesehatan, di antaranya tidak memengaruhi kadar gula dalam darah sehingga aman bagi penderita diabetes.
Selain itu, stevia juga dapat mencegah kerusakan pada gigi—dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri yang ada di mulut—serta dapat digunakan untuk mengatur berat badan, dikarenakan stevia memiliki kadar kalori yang rendah.
Data dari WHO sendiri juga menyebutkan, bahwa kandungan glycoside yang ada pada stevia tidak bersifat karsinogenik (zat yang menyebabkan penyakit kanker) maupun mutagenic (zat yang memicu terjadina perubahan kromosom atau gen), dan dapat membantu memberikan efek yang baik bagi penderita diabetes.
Bahkan, sejak tahun 2008, FDA (Food Drug Administration) juga telah mengizinkan stevia menjadi salah satu bahan tambahan pangan, dan termasuk kedalam kategori GRAS (Generally Recognize As Safe) dengan batas konsumsi ADI (Acceptable Daily Intake) sebanyak 4mg/KgBB/hari.
Nah, setelah kita mengetahui manfaat, kandungan, dan kelebihan stevia dibandingkan dengan bahan pemanis lainnya, tentunya sekarang kita tidak perlu khawatir untuk mengonsumsi yang manis-manis ya.
Kita dapat mengatasinya dengan mengganti pemanis gula tebu (sukrosa) dengan pemanis dari gula stevia.
Jadi, sekarang jika Anda hendak membeli bahan pemanis selain gula tebu, pastikan ada stevia tercantum dalam label kemasannya ya.
Credit Title
- Penulis : Ulfi Rahma Yunita
- Editor 1 : Putri Tiara Rosha,SKM.,MPH
- Editor 2 : Fitri Handayani,S.Kep.,MPH
- Content Writer : Carolina N. Ratri
- Redaktur 1 : dr. Fatwa Sari Tetra Dewi,MPH.,Ph.D
- Redaktur 2 : dr. Fitriana,MSc.,FM
Referensi
- Anton, Stephen D, Corby K. Martin, et al. 2010. Effects of Stevia, Aspartame, and Sucrose on Food Intake, Satiety, and Postprandial Glucose and Insulin Levels. Appettie 37 – 43.
- A, J.C Fry, dan R. Murray. 2012. A new Calorie – Free Sugar Substitute From The Leaf of Stevia Plant Arrives In The UK. Nutrition Bulletin 37, 47 – 50.
- Hastuti, Andriana Murdi. 2014. Pengaruh Penambahan Kayu Manis Terhadap Aktivitas Antioksidan dan Kadar Gula Total Minuman Fungsional Secang dan Daun Stevia Sebagai Alternatif Minuman Bagi Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Artikel Penelitian. Universitas Diponegoro. Semarang.
- International Diabetes Federation (IDF), 2017. https://www.idf.org/about-diabetes/what-is-diabetes.html
- Karunia, Finisa Bustani. 2013. Kajian Penggunaan Zat Adiktif Makanan (Pemanis dan Pewarna) Pada Kudapan Bahan Pangan Lokal Di Pasar Kota Semarang. Food Science and Culinary Education Journal.
- Raini, Mariana dan Ani Isnawati. 2011. Kajian: Khasiat dan Keamanan Stevia Sebagai Pemanis Pengganti Gula. Media Litbang Kesehatan. 21 No. 4
- Ratnani,R.D dan R. Anggraeni. 2005. Ekstraksi Gula Stevia Dari Tanaman Stevia Rebaudiana Bertoni. Momentum. Vol. 1, No. 2.