Diare pada Anak? Jangan Remehkan, Tetap Tenang, dan Ambil Tindakan Berikut Ini!
Para orang tua tentunya sangat khawatir, saat anak-anak mereka terserang diare ya? Tubuh anak lemas, dan mesti bolak-balik ke toilet. Ah, pasti anak juga kesakitan sekali bukan?
Ya, diare memang merupakan masalah kesehatan yang sering dialami, baik oleh anak-anak ataupun orang dewasa. Kadang diare pada anak ini juga hanya gangguan sesaat saja, dan akan sembuh dengan sendirinya secara cepat pula. Namun, meski demikian, kita tak boleh meremehkan penyakit diare pada anak, karena sebab apa pun.
Diare tak bisa begitu saja diabaikan karena diare merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar yang terjadi dalam masyarakat.
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI tahun 2007, diare menduduki peringkat ke-13 penyebab kematian semua umur sebesar 3,5%. Sedangkan berdasarkan kategori penyakit menular, diare menduduki urutan ke-3 penyebab kematian, setelah Pneumonia dan TBC.
Dan, wow, faktanya golongan usia yang paling banyak mengalami diare adalah balita dan anak-anak, yaitu sebesar 16,7%!
Apa sih penyebab penyakit diare pada anak itu sebenarnya?
Pada prinsipnya, diare merupakan penyakit yang menyebabkan kita harus buang air besar (BAB) dengan konsistensi feses yang lebih encer dari biasanya dan frekuensi lebih sering, minimal lebih dari 4 kali sehari.
Diare, baik diare pada anak maupun yang terjadi pada dewasa, bisa disebabkan oleh banyak hal. Yang paling sering terjadi pada kasus diare pada anak sih disebabkan karena infeksi dalam usus oleh virus, yaitu sekitar 60-70% dari kasus penyakit diare yang pernah ada.
Infeksi yang terjadi dalam usus ini menyebabkan proses penyerapan air dan elektrolit oleh usus menjadi terganggu, sehingga feses yang dikeluarkan akan lebih encer dan harus dikeluarkan lebih sering. Hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk membuang racun dari dalam tubuh secepatnya, yah mirip dengan membilas usus agar bersih begitulah. Sayangnya jika air untuk membilas tidak cukup bisa berakibat fatal bagi tubuh.
Selain infeksi pada usus, diare juga bisa disebabkan oleh hal-hal berikut ini:
- Efek samping obat-obatan tertentu,
- Faktor psikologi, misalnya gelisah,
- Konsumsi minuman beralkohol dan kopi yang berlebihan (meski mungkin ini tak terjadi pada anak-anak)
Pada kasus penyakit diare pada anak yang ringan, sebenarnya infeksi ini akan bisa diatasi dengan memberikan cairan tambahan pada penderita sehingga menggantikan cairan yang hilang.
Nah, mau tahu bagaimana penanganan penanganan diare pada anak? Simak terus artikel ini sampai selesai ya.
Penanganan Diare Pada Anak
Intinya, jangan sampai tubuh anak kekurangan cairan karena diare ini. Kita harus bisa mencegah dehidrasi akibat diare pada anak ini terjadi sebelum terlambat sampai infeksi sembuh.
Lalu, bagaimana mengenali tanda dehidrasi agar kita bisa menangan diare pada anak ini? Sebelumnya kenali dulu beberapa jenis diare pada anak yuk! Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2014, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mencegah ataupun mengatasi diare pada anak, yaitu :
[wc_accordion collapse=”1″ leaveopen=”0″ class=”” layout=”none”]
[wc_accordion_section title=”1. Diare pada Anak Tanpa Dehidrasi”]
Kondisi diare pada anak tanpa disertai oleh dehidrasi (kondisi tubuh kehilangan/kekurangan cairan) ditandai dengan kondisi anak yang masih buang air kecil seperti biasa; sesering dan sebanyak biasanya.
Untuk penanganannya, jika anak masih menyusu, maka berikanlah ASI seperti biasa. Jangan dibatasi atau menggantinya dengan makanan lain. Juga jika anak menyusu dengan susu formula, maka tetap berikanlah seperti biasa.
Anda dapat memberikan oralit sebanyak 5-10 ml setiap kali anak BAB cair, atau paling sedikit sebanyak perkiraan cairan yang keluar bersama feses.
[/wc_accordion_section]
[wc_accordion_section title=”2. Diare pada Anak dengan Dehidrasi Ringan-sedang”]
Dehidrasi ringan-sedang yang diakibatkan diare pada anak akan ditandai dengan anak yang terlihat selalu haus, dan frekuensi serta jumlah buang air kecilnya mulai berkurang dari biasanya. Mata anak juga terlihat agak cekung, kekenyalan kulit menurun, serta bibir anak akan terlihat kering.
Jika anak memberikan tanda-tanda dehidrasi tersebut, maka ia harus diberi cairan rehidrasi di bawah pengawasan tenaga medis. Namun, untuk diare yang disertai dehidrasi ringan-sedang ini masih belum perlu dibawa ke rumah sakit untuk tindakan lebih lanjut. Anda bisa mengatasinya sendiri dulu di rumah, setelah berkonsultasi dengan dokter. Selama perawatan akibat diare pada anak, ia tetap harus diberikan makan dan minum seperti biasa. Jika anak masih menyusu, berikan ASI seperti biasa juga. Mungkin anak juga akan muntah. Tetap berikan makan dan minum tapi secara perlahan. Lebih baik porsi dikurangi, tapi berikan lebih sering. Hindarilah memberi minum teh dan minuman bersoda karena bisa memperburuk penyakit diare pada anak.
[/wc_accordion_section]
[wc_accordion_section title=”3. Diare pada Anak dengan Dehidrasi Berat”]
Selain gejala klinis seperti yang terlihat pada dehidrasi ringan-sedang di atas, pada keadaan diare dengan dehidrasi berat ini juga terlihat napas anak yang lebih cepat dan dalam. Anak pun terlihat sangat lemas, denyut nadi cepat dan kekenyalan kulit sangat menurun.
Kalau sudah begini, bawalah segera anak ke rumah sakit untuk mendapatkan cairan rehidrasi melalui infus.
[/wc_accordion_section]
[/wc_accordion]
Diare pada anak bisa menyebabkan anak jadi kekurangan gizi, dan bahkan berujung pada kematian! Karena itu, meski mungkin diare ini biasa dan akan sering terjadi, hendaknya orang tua tak boleh lengah dan meremehkan diare pada anak.
Segera beri pertolongan dengan melakukan rehidrasi dan makanan bergizi pada anak.
Dan yang paling penting, kita semua sebenarnya dapat mencegah terjadinya diare pada anak dengan menjaga kebersihan dan kualitas makanan mereka. Semuanya itu pastinya dimulai dari rumah.
Berikut adalah langkah-langkah pencegahan terkena diare pada anak akibat kontaminasi makanan yang kemudian menyebabkan infeksi usus:
- Mengajarkan anak untuk selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah
- Menjauhkan makanan yang kebersihannya diragukan dari anak.
- Pastikan anak minum air yang matang sempurna, tidak minum langsung dari keran.
- Pastikan menyajikan makanan yang matang dengan sempurna, dan bergizi baik.
- Utamakan bahan makanan yang segar, termasuk buah, sayur, juga daging dan makanan laut.
- Menyimpan makanan di kulkas dan tidak membiarkan makanan tertinggal di bawah paparan sinar matahari atau suhu ruangan secara terbuka.
- Membiasakan anak tidak banyak jajan saat di sekolah (membawa makanan dan minuman dari rumah
Nah, yang perlu Anda ketahui, bahwa saat diare pada anak itu disebabkan oleh kuman penyakit, maka besar kemungkinan akan menular ke orang-orang yang ada di sekitarnya.
Jika anak Anda mengalami diare, maka segeralah untuk mengambil langkah-langkah seperti berikut ini demi mencegah diarenya menyebar kepada orang-orang sekitar.
- Dalam satu rumah, pastikan si kecil tidak menggunakan peralatan makan dan handuk yang sama dengan anggota keluarga yang lain.
- Pastikan Anda membersihkan toilet dengan pembersih yang mengandung antibacterial setiap kali si kecil selesai buang air besar.
- Jaga anak supaya tetap berada di dalam rumah
- Ingatkan setiap anggota keluarga untuk selalu mencuci tangan setiap kali selesai menggunakan toilet, sebelum makan dan sebelum menyiapkan makanan.
Ya, memang masih banyak orang yang belum menyadari, bagaimana diare pada anak bisa berakibat fatal. Masih banyak yang meremehkan diare, dan tidak segera memberikan tindakan saat anak mulai memperlihatkan gejala dehidrasi. Saat sudah parah, baru deh mereka panik dan membawa si kecil ke dokter.
Diare pada anak bisa dicegah. Kebersihan diri dan makanan si kecillah yang menjadi kuncinya. Cegah diare pada anak sebelum dia datang.
Credit Title
- Penulis : Farah Uma Mauhibah
- Editor 1 : Putri Tiara Rosha, SKM.,MPH
- Editor 2 : Fitri Handayani, S.Kep.,MPH
- Content Writer : Carolina N. Ratri
- Redaktur 1 : dr. Fatwa Sari Tetra Dewi, MPH.,Ph.D
- Redaktur 2 : dr. Fitriana,MSc.,FM
Referensi :
- Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. [online] https://www.k4health.org/sites/default/files/laporanNasional%20Riskesdas%202007.pdf
- Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2014. Bagaimana Menangani Diare pada Anak. [online website] http://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/bagaimana-menangani-diare-pada-anak
- Online Website Ensiklopedia Penyakit. 2015. Diare dari Ensiklopesia Penyakit. http://www.wikipenyakit.com/wiki/Diare