Waspadai Penyakit Cacingan pada Anak Sebelum Mengganggu Tumbuh Kembangnya!

Si kecil semakin menurun berat badannya, kehilangan nafsu makan, dan juga mengalami gatal dan nyeri di sekitar anusnya? Waspada, karena mungkin ia terjangkit penyakit cacingan.

Memang penyakit cacingan ini biasa menyerang anak-anak, apalagi mereka yang tinggal di lingkungan yang kurang sehat dan mempunyai pola hidup yang tak sehat pula. Tak hanya anak-anak, penyakit cacingan juga bisa diderita oleh orang dewasa loh!

Ingin mengetahui lebih dalam mengenai penyakit cacingan ini? Yuk, kita ulik beberapa faktanya dan juga cara pencegahannya secara lengkap dalam artikel ini.

Apa itu penyakit cacingan?

Penyakit cacingan merupakan suatu penyakit yang disebabkan adanya parasit berupa cacing yang menginfeksi tubuh manusia sebagai inangnya.

Penyakit ini biasanya memang rentan menyerang anak-anak yang masih dalam tahap perkembangan. Selain itu, bisa juga ditemukan pada orang dewasa.

Penyakit cacingan yang diderita oleh anak-anak dapat mengakibatkan anak kekurangan nafsu makan, sehingga pertumbuhan mereka menjadi terhambat. Selain itu, pada orang dewasa membuat berat badan menjadi turun meskipun tidak terlihat secara signifikan.

Kondisi penyakit cacingan pada masyarakat Indonesia dan dunia

Infeksi cacing, atau penyakit cacingan, selalu menjadi bukan penyakit yang dapat diremehkan, lantaran bisa mengancam kesehatan anak.

Menurut Sandjaja (2007), Indonesia merupakan salah satu negara endemik Soil Transmitted Helminths—atau infeksi yang ditimbulkan oleh cacing tanah—dengan jumlah korban anak usia 1-14 tahun terbanyak ketiga di dunia setelah India dan Nigeria, yaitu sekitar 7% di tahun 2012.

Fakta lain menyebutkan, bahwa diperkirakan ada lebih dari 1,5 miliar orang, atau 24% dari populasi dunia, telah terinfeksi cacing yang ditularkan melalui tanah.

Mengacu pada beberapa data yang cukup mengkhawatirkan lainnya menyebutkan, bahwa prevalensi penyakit cacingan di Indonesia masih cukup tinggi, bahkan sampai saat ini, yaitu antara 45-65%. Terlebih lagi di daerah-daerah tertentu yang kondisi lingkungannya buruk, prevalensinya bisa lebih tinggi, mencapai 80%!

Wah, wah, wah! Ini sungguh mengerikan!

Sedangkan, berdasarkan data yang berhasil dihimpun oleh World Health Organization (WHO) pada tahun 2008, didapatkan fakta sebagai berikut:

  • sekitar 800 juta sampai dengan 1 miliar penduduk di dunia ternyata telah terinfeksi oleh cacing Ascaris lumbricoides
  • 700 juta sampai 900 juta penduduk dunia terinfeksi cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale)
  • 500 juta penduduk terinfeksi Trichuris trichiura
  • 300 juta penduduk dunia terinfeksi Oxyuris vermicularis.

Lebih jauh lagi, data WHO (2013) pada bulan Juni, didapatkan data bahwa ada lebih dari 1,5 miliar, atau 24%, dari populasi penduduk di dunia terinfeksi Soil Transmitted Helminths.

Penyebab Utama Penyakit Cacingan

Memang sebenarnya tidak semua cacing merugikan bagi manusia, akan tetapi hewan melata jenis satu ini kebanyakan bersifat parasit.

Ada beberapa jenis cacing yang sering menginfeksi manusia terutama pada anak-anak, yaitu:

  • Cacing pita (Cestoda), berbentuk seperti pita—pipih dan ada ruas-ruas di sepanjang tubuhnya, yang bisa tumbuh sampai sepanjag 4,5 – 9 meter saat dewasa.
  • Cacing gelang (Ascaris lumbricoides), yang berukuran cukup besar, sepanjang 10-35 cm.
  • Cacing cambuk (Trichiuris trichiura), yang berukuran panjang 4-5 cm saat dewasa dan berbentuk seperti cambuk—halus di kepala dan menebal di bagian ekor.
  • Cacing tambang (Necator americacus & Ancylostoma duodenale), yang dewasanya sebenarnya “hanya” berukuran 5-13 milimeter. Namun karena ukurannya yang kecil ini, ia lantas leluasa masuk menembus kulit, dan bahkan masuk ke sirkulasi darah sehingga bisa sampai ke paru-paru dan tenggorokan.
  • Cacing kremi, berwarna putih, ukurannya kecil—hanya sekitar 5-13 milimeter.

Semua parasit tersebut awal mulanya tumbuh dari telur cacing yang masuk ke dalam tubuh. Telur cacing yang berukuran mikroskopis dapat dengan mudah masuk melalui pori-pori kulit. Orang tua yang tidak waspada pada kebersihan anak-anak yang sedang bermain tanah atau lumpur menjadikan telur cacing mudah tersentuh oleh tangan mereka, dan kemudian masuk dalam tubuh.

Seperti kita ketahui, anak-anak biasanya sangat suka bermain dengan lingkungan sekitarnya, seperti di tanah, tempat berlumpur, dan lainnya.

Hal ini  membuat anak mudah terinfeksi telur cacing.

Telur cacing tersebut akan berkembang menjadi larva cacing yang kemudian lama-kelamaan akan tumbuh menjadi cacing dewasa. Tidak hanya tumbuh, cacing tersebut akan berkembang biak dengan bertelur, sehingga jumlahnya akan semakin banyak.

Tentunya, apabila hal ini dibiarkan akan mengancam kesehatan kita, terutama pertumbuhan anak-anak.

Ada beberapa faktor risiko yang bisa menyebabkan anak-anak—dan juga orang dewasa—terkena penyakit cacingan, yaitu:

  1. Usia, biasanya penyakit cacingan memang menyerang anak-anak yang berusia kurang dari 10 tahun—meski bisa juga menjangkiti orang dewasa, seperti yang sudah disebutkan di atas.
  2. Iklim tropis dan lembap, seperti Indonesia memang lebih rentan terhadap
  3. Kebiasaan buruk tidak menjaga kebersihan terutama ketika makan.
  4. Sanitasi yang buruk, terutama jika ada kondisi di mana kotoran manusia tercampur dengan tanah.

Gejala Kecacingan yang Perlu Segera Diwaspadai

Untuk mendeteksi bahwa anak cacingan atau tidak, ada beberapa hal yang dapat dilihat dari perilaku anak, yaitu:

  • Mudah lelah
  • Rewel
  • Lesu
  • Kurang nafsu makan
  • Merasa gatal di sekitar anus terutama saat malam hari
  • Lebih pasif dalam beraktivitas.

Sedangkan dari segi fisik, kita dapat mengecek dari kondisi anak yang mengalami:

  • Berat badan menurun drastis
  • Perut membuncit
  • Mengalami diare
  • Badan lemas
  • Tubuh kurus dan gejala lainnya.

Apabila penyakit cacingan ini sudah akut, maka akan segera menyerang organ tubuh lain, bahkan otak. Jika dibiarkan, penyakit yang terkadang dianggap remeh oleh sebagian orang ini akan menimbulkan kematian, karena penderita mengalami kekurangan gizi akibat nutrisi pada makanan yang diserap oleh cacing.

Pencegahan terhadap Penyakit Cacingan, Terutama pada Anak

Ya, penyakit ini memang bisa sangat membahayakan jika diremehkan dan dibiarkan.

Orang tua harus kritis terhadap tumbuh kembang anak sehingga mereka dapat tumbuh sehat dan cerdas. Kebersihan tubuh dan makanan merupakan dua faktor terpenting yang harus diperhatikan oleh orang tua.

Meskipun begitu, bukan berarti orang tua menjadi paranoid terhadap penyakit ini, sehingga melarang anak untuk beraktivitas di luar dan membatasi ruang gerak mereka.

Penyakit ini sebenarnya dapat dicegah sejak dini agar pertumbuhan dan perkembangan anak tidak terganggu.

Pencegahan penyakit cacingan dapat dilakukan dengan cara:

  • Menjaga kebersihan, baik kebersihan makanan, lingkungan, dan kebersihan diri. Misalnya, orang tua dapat mengajarkan anak untuk menjaga kebersihan, dimulai dari memakai alas kaki, tidak buang air besar sembarangan, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan menggunakan sabun, tidak memakan makanan yang kotor—misalnya seperti dihinggapi lalat dan sebagainya.
  • Anak masih diperbolehkan menyentuh tanah atau pasir namun setelah itu wajib untuk cuci tangan dengan air mengalir dan sabun
  • Menyimpan bahan makanan—terutama daging mentah dan ikan dengan baik dan terpisah dan diolah dengan baik hingga benar-benar matang
  • Minum air bersih yang sudah direbus hingga benar-benar matang
  • Membersihkan diri setelah bermain secara bersih
  • Rajin untuk memotong kuku

 

Selain itu, agar lebih aman, orang tua sebaiknya memberikan obat cacing pada anak minimal setiap 6 bulan sekali.

Jika timbul gejala penyakit cacingan seperti yang sudah dijelaskan di atas, segeralah berkonsultasi dengan dokter.

Nah, semoga kita semua bisa menjaga kebersihan diri dan lingkungan dengan lebih baik setelah ini, supaya infeksi cacing tak perlu datang dan menyerang kita ya.

Sehat selalu!

Credit Title

  • Penulis                 : Lia Sutiani
  • Editor 1                : Putri Tiara Rosha,SKM.,MPH
  • Editor 2                : Fitri Handayani,S.Kep.,MPH
  • Content Writer  : Carolina N. Ratri
  • Redaktur 1          : dr. Fatwa Sari Tetra Dewi,MPH.,Ph.D
  • Redaktur 2          : dr. Fitriana,MSc.,FM

Referensi

Sandjaja B. 2007. Helminthologi Kedokteran. Jakarta : Cetakan Pertama

Mungkin Anda juga menyukai

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial